Sabtu, 16 Agustus 2014

Pengertian Resistor Tetap Dan Non Linier



Resistor tetap (fixed Resistor) adalah hambatan yang nilai hambatannya tetap karena ukurannya sangat kecil, maka nilai hambatannya untuk yang memiliki daya kecil tidak ditulis pada bodinnya melainkan kode warna. Untuk mengetahui nilai tahanannya, pada bodi Resistor diberi cincin-cincin warna yang menyatakan nilai tahanan resistor.
Sedangkan Resistor yang memiliki daya besar, 5 watt, 10 watt, 15 watt, 25 watt atau
lebih nilai resistansinya tidak dituliskan dengan kode warna, melainkan langsung ditulis dengan angka.
Resistor tetap/fixed Resistor pada umumnya dibuat dari bahan karbon, pengkodean nilai resistansinya ada yang memiliki 4 cincin warna dan ada juga yang memiliki 5 cincin warna.
Untuk Resistor dengan toleransi 5% dengan daya 0.5 watt - 3 watt, dituliskan dengan 4 cincin warna, sedang untuk toleransi 1 % atau 2 % kebanyakan dengan 5 cincin warna.







Saya harap anda tidak bosan mempelajari ilmu-ilmu dasar elektronika ini. Yu kita lanjutkan pembahasan materinya pada jenis-jenis resistor yang ketiga, yaitu :

Resistor yang tidak linier (Resistor Non Linier)
Resistor jenis ini mempunyai nilai perlawanannya bisa berubah-ubah oleh suatu keadaan. Namun nilai hambatannya bisa berubah-ubah bukan karena digeser-geser tetapi dapat berubah dengan sendirinya, apabila dipengaruhi oleh suatu keadaan seperti oleh suhu, cahaya dan tegangan listrik. Perubahan nilai hambatan resistor jenis ini tidak merata (non linier), artinya dapat berubah dari satu harga ke harga lainnya secara drastis.

Macam-macam resistor non linier :
a.   LDR (Light Dependent Resistor)
LDR merupakan jenis resistor yang dapat berubah-ubah nilai hambatannya dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan cahaya. Pada saat terkena cahaya maka hambatannya menjadi kecil tapi apabila keadaan gelap (tidak ada cahaya yang mengenai LDR) maka hambatannya besar (sampai beberapa mega ohm).

Alat ini biasanya digunakan sebagai alat sensor cahaya pada rangkaian saklar foto elektrik atau juga digunakan untuk keperluan alarm cahaya yaitu apabila terkena cahaya maka alarm tersebut berbunyi.
Simbol :                                        

http://baladaka.org/images/stories/simbol-ldr.jpg

b.   Thermistor
Thermistor adalah resistor yang dapat berubah-ubah nilai hambatan/perlawanannya apabila dipengaruhi oleh suhu. Adapun thermistor dibagi 2 jenis :

1.   NTC Thermistor (NTC=Negative Temperatur Coeffient)
Sifat-sifatnya : Nilai hambatannya bisa berubah-ubah tergantung panas, Apabila suhu naik maka nilai hambatannya akan menjadi turun/mengecil dan apabila suhu turun maka nilai hambatannya akan naik / besar. NTC Thermistor sering digunakan pada pesawat televisi berwarna bagian regulator.


2.   PTC Thermistor (PTC=Positive Temperature Coefficient)

Sifat-sifatnya : Apabila suhu naik maka nilai hambatannya juga akan menjadi naik dan apabila suhu turun maka nilai hambatannya akan turun juga.

Thermistor jenis ini banyak digunakan pada rangkaian-rangkaian yang berkaitan erat dengan temperatur. Pada rangkaian transistor penguat akhir atau yang dikenal dengan power amplifier, PTC thermistor digunakan sebagai pengatur kestabilan tegangan muka. Atau sebagai alat sensor suhu pada rangkaian saklar otomatis yang dikenadlikan oleh suhu. Pada televisi berwarna PTC Thermistor digunakan sebagai alat pengatur arus atau digunakan pada sirkit pengaman relay.
Simbol NTC dan PTC :                                                                      




c.   VDR (Voltage Dependent Resistor)
VDR merupakan jenis resistor yang nilai hambatannya bisa berubah-ubah jika tegangan yang ada pada kedua terminalnya bervariasi. Makin tinggi tegangan diantara terminalnya maka makin berkurang nilai hambatannya. VDR biasanya digunakan untuk keperluan stabilisasi tegangan. VDR sering disebut juga Varistor.

1 komentar: